Saturday, November 4, 2017

Sengketa Apple-Qualcomm dan Masa Depan Keduanya



Keputusan Apple menggunakan chipset mobile buatan Intel dan Mediatek pada prototipe produk barunya membuat Qualcomm berang.

Qualcomm kembali melayangkan gugatan kepada Apple di pengadilan negara bagian California, San Diego, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (1/11/2017) lalu. Produsen chipset ini menuduh Apple memberikan Intel akses kepada teknologi Qualcomm. Intel sendiri adalah kompetitor Qualcomm di pasar chipset.

Tuduhan tersebut dilayangkan Qualcomm lantaran Apple tidak memisahkan karyawan sesuai dengan pengalaman mereka bekerja. Beberapa karyawan yang pernah bekerja di perangkat berteknologi Qualcomm, turut andil dalam mengembangkan perangkat baru ber-chipset Intel.

Inilah yang menimbulkan kecurigaan Qualcomm kepada Apple. Seperti dikutip KompasTekno dari Techcrunch, Minggu (5/11/2017), Qualcomm khawatir teknologi yang selama ini mereka jaga bisa bocor ke Intel lewat pekerja Apple.

Perselisihan antara dua perusahaan teknologi ini sudah berlangsung sejak awal tahun. Gugatan pertama dilayangkan oleh Apple, terkait tudingan kepada Qualcomm atas kecurangan dalam biaya lisensi dan persoalan paten.
Gugatan tersebut kemudian dibalas oleh Qualcomm. Pada April 2017, Qualcomm mengajukan gugatan kepada Apple terkait ketidakmampuan dan tidak transparannya Apple dalam menggunakan chipset buatannya.

Pertengahan Oktober 2017, Qualcomm mengirim sinyal baik untuk kembali rujuk dengan Apple, namun pernyataan tersebut dimentahkan oleh Apple dengan memilih Intel dan Mediatek sebagai pemasok chip baru.

The Wall Street Journal telah mengeluarkan analisis bahwa Qualcomm akan banyak dirugikan terkait konflik yang terjadi. The Wall Street Journal mengungkapkan bahwa  Qualcomm akan kehilangan pendapatan hingga 13 persen jika Apple benar-benar memutus kontraknya sebagai pemasok chipset.
Apple selama ini disebut-sebut sebagai salah satu klien terbesar Qualcomm, namun hal ini dibantah oleh pabrikan chipset itu. Qualcomm menyebut bahwa perusahaan besutan Steve Jobs itu bukanlah klien utama.

Hal tersebut juga dibuktikan dengan naiknya harga saham Qualcomm sebanyak 3,8 persen menjadi 55,47 dollar AS atau Rp 747.000 per lembarnya di bursa saham New York, AS di hari gugatan dilayangkan. Demikian pula dengan Apple yang berubah di angka 167,85 dollar AS atau Rp 2,2 juta per lembarnya.
Sembari menunggu putusan pengadilan, baik Apple dan Qualcomm terus melakukan pengembangan dan kerja sama strategis dengan mitra lain. Jika pun harus berpisah, Apple maupun Qualcomm diharapkan masih bisa meneruskan bisnis dengan semestinya.

Friday, November 3, 2017

Perusahaan elektronik asal Jepang, Sony, membukukan peningkatan laba operasional mencapai 346,4 persen



Pelangi99 - Perusahaan elektronik asal Jepang, Sony, membukukan peningkatan laba operasional mencapai 346,4 persen secara year-on-year dalam laporan keuangan kuartal tahun fiskal kedua. Jumlahnya 204,2 miliar yen atau Rp 24,19 triliun, dibanding 45,7 miliar yen atau Rp 5,41 triliun tahun lalu.
Sony mengaku keuntungan yang mereka capai melampaui ekspektasi. Laba besar Sony kali ini digenjot oleh sektor bisnis konsol game PlayStation
PlayStation memang telah menjadi anak emas Sony sejak lama. Terbukti pada kuartal terakhir penjualan hardware dan game seperti FIFA 18 dan Unchartered: The Lost Legacy yang rilis selama kuartal terakhir meningkat.

Sony mengklaim keuntungan dari sektor gaming dan layanan jaringan tercatat smencapai 433.2 miliar yen atau lebih dari Rp 51 triliun, meningkat 35,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Pendapatan operasional sektor ini mencapai 54,8 miliar yen atau Rp 6 triliun, naik sebesar 188,3 persen
Sony mencatat keuntungan penjualan 2,06 triliun yen atau lebih dari Rp 245 triliun selama periode tiga bulan yang berakhir pada 30 September lalu .
Berdasarkan data Reuters, hasil ini melampaui target yang hanya sebesar 1,86 triliun yen atau Rp 220 triliun termasuk pencapaian 22.1 persen dibanding tahun lalu, sebagaimana KompasTekno rangkum dari CNBC pada Rabu (1/11/2017).

Pendapatan dividen Sony pun ikut naik pada kuartal kedua ini sebesar 12,50 yen atau sekitar Rp 1.500 dari sebelumnya 10 yen atau sekitar Rp 1.200.
Putar balik
Kepala eksekutif Sony, Kazuo Hirai mengatakakan bahwa Sony 'memutar balik' bisnisnya.
Bisnis yang sedang berkembang akan dirampingkan, sementara bisnis penggerak yang menghasilkan keuntungan tinggi akan diperbesar, termasuk PlayStation.
Bisnis semikonduktor milik Sony meraih keuntungan 49,4 miliar yen atau mendekati angka Rp 6 triliun, meningkat dari 4,2 miliar yen atau sekitar Rp 500 miliar yang hilang dalam periode yang sama tahun lalu akibat gempa Kumamoto.
Menurut Sony, keuntungan ini berasal dari peningkatan penjualan sensor gambar untuk produk mobile yang digunakan oleh model-model smartphone papan atas di seluruh dunia.

Saham Sony saat ini naik sekitar 2,7 persen setelah pencapaian tersebut dan meningkat hingga 35% hingga tahun ini. Sony telah berinvestasi untuk teknologi VR dan artificial intelligence (AI).
Kazuo Hirai mengatakan bahwa Sony akan tetap membuat produk yang menyenangkan bagi konsumennya.
"Sony berkomitmen untuk membuat inovasi baik pada produk tradisional dan produk dari ide yang benar-benar baru, terkadang ide-ide gila tapi ide itu akan mengejutkan konsumen kami," ungkap Hirai.

Sengketa Apple-Qualcomm dan Masa Depan Keduanya

Keputusan Apple menggunakan chipset mobile buatan Intel dan Mediatek pada prototipe produk barunya membuat Qualcomm berang. Qualc...